Posts

Showing posts from 2017

Karawang Abadi dalam Puisi

Karawang ku yang menawan Kau bak perawan yang menggoda pria tampan. Tubuhmu yang subur nan elok Buat para cukong tergiur menyetubuhimu. Badanmu tak henti dieksploitasi Terus digerus globalisasi Tanpa bisa kau menolak Kau terikat pasrah Ketika digagah Para konglomerat yang serakah. Sungguh malang nasibmu, Tubuhmu yang dulu hijau nan makmur Kini berubah menjadi busuk bau menusuk. Kau seperti pelacur tua tak berdaya yang hanya bisa berharap malaikat segera mencabut nyawanya; dan bercengkrama di surga alam baka. Karawang, Abadilah dengan puisi bersandingkan industri dan juga padi.

Lelah

Dik, Teruslah kau berlari dari kejaranku Hindari terus rayuan cintaku. Tapi Dik, Perlu kau tahu aku akan dibelakangmu tapi tak selalu. Karena ketika kau berhenti berlari dan menoleh kebelakang Saat itulah aku berhenti dan memilih putar arah, Meninggalkanmu.

Kekasihku malang

Sejauh mata memandang Kulihat engkau sedang menangis dibawah rembulan Aku tahu kau meratap semu tak tentu arah pikiranmu Bintang dari arah timur seakan tertawa melihat kesedihanmu Oh kasihku, sungguh tak tega hatiku melihatmu dirundung pilu ingin kudekap dan membiarkanmu menangis dipelukanku Oh kasihku, tak bisa kah kau lupakan semua nasib burukmu Bintang di barat berharap kau tersenyum melupakan pujaanmu yang pergi dengan wanita lain Tapi, kau acuh dengan suasana Kau terlarut dalam kepiluan yang mendalam Kau terus bersedu sedan, hingga kau lupa harapanmu bagaikan pelangi muncul membelah langit diufuk barat. Sadarlah wahai kasihku Disudut bumi ini aku masih berdiri berharap kau bisa lupa dan cinta kepadaku lagi.

Malam kelabu

Derik suara jangkrik menemani Ngauman si macan kecil menghiasi Raungan knalpot motor melintas mengagetkan lamunan ku betapa merananya nasib percintaan ku. Engkau, wanita yang buatku candu akan jatuh yang sungguh nikmat tapi engkau pula yang buatku lara menahan rasa sebesar telaga. Sebatang rokok kusulut Sebuah asa kurajut Dalam cinta aku terhanyut Dalam kelam aku mati terlarut Hilang ditengah malam yang carut marut.

Senja dan cinta

Kau Duduk manis ditemani siluet senja Sang mentari seakan cemburu melihat kecantikanmu yang agung. Kau Wanita manis sendiri menunggu cinta sang cinta tak jua datang menjemput rasa Kau Wanita berambut panjang dengan senyum indah dibibirmu Ingin kubelai indah mahkota mu, kucumbu mesra bibir merah merona itu sambil berucap bahwa cinta yang kau tunggu adalah. Aku.

Luka

Kau; sumber dari segala luka Tapi asal mula adanya cinta Pergi tak jelas Meninggalkan luka yang berbekas

Tentang kamu

Semua tentang rasa Tak ingin kehilangan Mencoba bertahan Walau tak diinginkan Semua tentang dunia Dunia yang sulit difahami Yang rumit untuk dicerna Otak yang tidak lagi berguna Semua tentang kuasa Sang empunya cinta Yang tak lagi di sisi Pergi mencari bahagia sendiri Semua tentang rindu Berharap akan waktu Yang tak lagi terulang Hanya kenangan yang terngiang Semua tentang rasa tulus Tak berujung rasa memiliki Yang dituju tak berbalas Yang dikejar tak lagi berujar Semua tentang keindahan Yang pernah dirajut seelok mungkin Tapi terbuang sia sia Percuma.

Nasib malang anak hilang

Jalan ku tak tentu arah Tujuan saja tak punya Dunia ini terlalu antah berantah Aku mengadu padaMu Aku mengeluh padaMu Jalan lurus terus kutapaki Kaki tak beralas Badan tak bersampul Dingin, panas, tak jelas Aku menangis untukMu Aku berharap kuasaMu Tuhan, Aku terus mencari wujud nyataMu Tapi hina yang kudapat Tapi caci yang hinggap Tuhan, Aku ingin Kau hadir dijalan ini Dijalan yang tak tentu ujungnya Kau maha pengasih PadaMu hati berharap PadaMu mata tertuju UntukMu sisa hidupku Terima aku dengan segala kehinaanku Hanya Kau pengaharapanku Ditengah dunia yang jahat Tak anggap keberadaanku Tuhan, hanya Padamu Kini aku berserah.

Elegi perjuangan untuk Aksa

Perjuangan tak memandang tujuan tanpa berharap pamrih hanya rasa tulus belas kasihan Lihatlah, aksa. Diluar sana Diujung jalan Didepan istana raja Matamu harus terbuka Lihat kesenjangan yang tak sengaja diciptakan Rasakan, sa. Derita mereka Tangis, keluh, air mata keluar sia sia Berharap sejahtera dari penguasa Tak berujung rasa, hanya ucap dusta yang didapat, sa. Mana rasa empatimu, sa. Kau lemah, fokus pada hidupmu dan dia yang tak berharap kau ada Kembali berjuang, sa. Perjuangan belum selesai Sampai tangis ganti dengan bahagia Tak berujung derita Dan kau temui rasa bangga. Pikirkan itu, Aksa.

Elegi waktu

Malam, Kelam ku tak terhitung dalam tak berujung, tetap riuh tiada bernilai. Pagi, Sepi ku tak bertepi Bagai api Aku terbakar sendiri. Sore, Hati tak bisa diam bergejolak Terus bergerak menuju air tak beriak. Siang, Akhir kisah ku ditanah lapang Tak jelas aku berjuang Tapi cinta ini kau tahu sayang Hanya milik engkau seorang.

Elegi cinta

Sepi, hidup hanya berkait tidur dan makan. apa yang kau idamkan dari cara hidup yang monoton itu. Cinta? kau berharap cinta tapi kau sendiri tidak faham apa itu cinta. Kau berharap bahagia, tapi cinta tak sedikitpun kau punya. Cinta, harus kau fahami dulu apa itu. Bukan perihal dua orang jadi satu, tapi lebih dari itu. Cinta, bicara tujuan yang sama bahagia diikat rasa ingin memiliki bersama. Salah jika kau artikan cinta adalah pengorbanan. Karena jika kau merasa berkorban cintamu tak lulus.

Kodrat pecundang

Seperti yang pernah kau katakan padaku Jangan tinggi harap pada sebuah rasa Tapi kau seperti tak tahu saja Kastamu denganku berbeda Aku hanya pecundang yang berlagak jagoan Sedang kau? Ya, kau pemain ulung yang lebih mahir dalam bercinta. Lantas, kini atas semua yang terlewatkan Apa hanya sampai detik ini saja Apa sandiwara bertema percintaan ini tak bisa kita lanjutkan. Aku harap terus berlanjut, agar penonton diluar sana semakin terhibur dan merasa tak sia sia membeli tiket yang entah siapa yang menjualnya. Tapi, aku makin paham kodrat sebagai pecundang. Aku tahu porsi ku tak bisa melampaui milikmu. Bahkan menyamaipun tidak. Kodratku memang hanya terluka, sungguh keajaiban jika mampu menimbulkan luka sendiri. Kodratku mungkin tak lebih hanya sekedar berharap, walau tahu semua tak berbalas. Dan, kodrat akhirku tentu sangat miris. Tidak lebih sebagai pelengkap sandiwara, Pemanis rasa sesaat. Pecundang yang layak untuk dilupakan.

Ikhwal Perasaan

Rasa yang kau beri begitu indah. Aku terlena akan perasaan. Tapi, semua berubah. Seperti asap yang hilang diterpa hujan. Oktober, 2017.

Renungan gila.

Aku termenung, merenung dibawah bumi diatas langit. Diramaikan telingaku oleh dentuman lagu diseberang sana didalam kafe tak bertuan. Dikejutkan lamunanku oleh suara mesin motor kebut2an. Aku menghisap kretek ini, sambil termenung, merenung dibawah rembulan yang menampakkan rupa menawannya. Entah apa yang kurenungkan, Barangkali rupamu yang cantik, Rupamu yang manis tergambar jelas lewat senyum dibibirmu itu, Rupamu ketika menahan geli saat kucoba cumbu leher mu itu. Ahhh, aku takut orgasme jika membayangkan itu terus menerus. Tapi, Asal kau tahu yang direnungi oleh otakku memang hanya itu. Aku takluk, ujung jarimu seharian itu sangat membuatku takluk, apalagi ujung bibirmu yang manis itu, aku akui kali ini aku takluk dan kalah dibuat olehmu. Satu simpul manis bibirmu sangat kurindu, Dan yang kuingin saat ini berhenti merenung lalu berharap jumpa kamu dan mencumbumu persis waktu itu.

Selamat pergi, Lita!

Lita, Kau tlah lama tak ku sapa. aku sadar, aku terlampau sibuk dengan dunia. aku lupa, bahwa yang kusebut dunia ada padamu, Ta. Lita, apa kabarmu hari ini? apa beritamu hari ini? Ta, Aku masih ingat, dulu, aku selalu mendengar ocehanmu. Ocehanmu, tentang politik, agama walau jarang jarang, cinta, orang tua, dan perihal dunia yang selalu aku dambakan. Aku harap kau mengerti. Lita. Aku tak lagi bisa bersamamu, aku tak lagi mampu mencintaimu, dan aku tak lagi kuat menjaga bahtera cinta yang kita bangun. Lita, Kembalilah pada priamu yang dulu itu, yang pernah kau jadikan lawan diatas ranjang-ku. Aku rela, asalkan. Kau tak pernah lagi muncul dihadapanku, Kau tak lagi mengemis perhatianku Dan anggap saja puisi ini persembahan terakhir ku pada dirimu, Lita. Karena tak banyak yang bisa kuberikan selain puisi beralaskan doa agar kau bahagia.

Mahasiswa masa kini

Image
Mahasiswa menurut KBBI adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, sedangkan menurut wikipedia; mahasiswa adalah sebutan bagi orang  yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Sedangkan menurut saya pengertian mahasiswa itu adalah kaum terpelajar yang berada pada tatanan masyarakat kelas tengah yang menjadi penghubung antara kelas bawah menuju kelas atas dan menjadi kaum terpelajar yang tahu akan segala hal diantara kaum terpelajar yang lainnya. Mahasiswa adalah agen perubahan, kenapa agen perubahan? jawaban saya simpel, karena ada kata 'Maha' dibelakang kata 'siswa', secara harfiah kata 'Maha' berarti Besar, Amat besar, artinya Mahasiswa itu kaum yang besar yang amat tahu akan segala hal seharusnya , melalui keamat tahuan inilah mahasiswa diharapkan menjadi aktor dan sutradara dalam teater berjudul PERUBAHAN. Peran mahasiswa sebagai agent of change...

Pengakuan pecundang cinta

Cinta, aku hanya pecandu yang menjadi pecundang dihadapannya. aku pecandu tingkat akut, yang terjerumus dan akhirnya menjadi penakut. aku penakut yang akhirnya naik kasta menjadi seorang pecundang. Ya, aku pecundang dihadapan Cinta, dibuatnya aku tak berdaya menghadapi kemegahannya. dibungkamnya aku karena keagungannya. aku menjadi lupa akan Aku yang sebenarnya, aku menjadi gila dan tersiksa sampai tak perduli Aku menciptakan aku itu untuk apa. Dan pada akhirnya, Cinta juga yang mengantarkan aku pada Aku, dan menjadikan aku sebagai pecundang sejati yang berharap cinta kembali dan menyembuhkan sakit itu, lagi. Tanpa mengulanginya. Lr . Papandayan , 30 September 2097

Hujan dan Cinta

Perihal hujan, Tak peduli seberapa dibencinya dia, akan tetap terasa kedatangan nya ditengah panasnya terik mentari. Pun juga perihal cinta, Tak peduli sakit hati musabab cinta, akan tetap terasa kedatangannya ditengah hati yang terluka. Lr . Papandayan , 30 September 2097

Biarlah

Biarlah mendung memayungi harap yang tak berujung, Mengantarkan risau yang tak berpeluk, Mengais cita diujung payung. Biarlah grimis menepati janjinya untuk tetap menangis, Menempuh jarak yang teriris, Oleh seorang manusia yang kini meringis disudut garis. Karawang , 29 September 2017 Oleh Suryamah

Wanitaku,

Hey wanitaku, Aku ingin engkau tau Tak mudah bagiku menjadi lupa akan rasa itu Tak mudah bagiku menjadi benci akan perlakuanmu itu kau terlalu agresif membuat ku selalu mengenang akan malam itu. Di waktu itu, Dibawah langit malam, berpayungkan bintang bintang. Dirundung cuaca dingin nan sejuk khas pegunungan. Didepan api kecil penghangat situasi kenikmatan. Ya, nikmat menurut ku. Disaat itu, tubuhku kau peluk dari belakang, tak perduli ada orang tanganmu selalu membuatku kepayang. Sadarkah kau hey wanitaku, Aku hanya pria lemah yang lama tak bercinta. Aku pria tak kuasa menahan hasrat buta. Aku kalah kau menang Aku terbawa suasana hingga aku berharap itu semua kan terulang. Hey wanitaku, Aku harap kau tau Aku harap kau mengerti Bahwa dalam hati ini sudah tumbuh rasa cinta untuk dirimu yang tak terganti. .

Semakin Gila

Ula ma-lama jadi terlihat . Semua semakin jelas . Awalnya basmalah . Akhirnya shodaqollah . Semua harus putih . Supaya tak dapat terlihat . Supaya tak dapat didengar . Tapi harus hitam juga . Supaya tak terlihat , Supaya mereka terperangkap . Kemarin juga , cermin dikencingi . Dan kini pun semakin jadi . Semua pergi . Mengungsi dengan nasi goring, ikan, gorengan , dan teh manis . Yah, sut sat sut sut ikan untuk panggil yang dirumah . Ternyata benar , Ia memilih rumah daripada pemiliknya . Sudahlah . Jika mereka masih seperti itu , Kamilah yang repot. Kami doakan mereka mati . Amin. Cilegon , 13 agustus 2017 Oleh Dwi Septiani R .

Cuma? Percuma!

Cuma ? Menepis kalimah dengan mudahnya Menghardik rasa dengan gagahnya tatkala bersimpuh serah Hanya berlaku rebah rempah dibilang cuma-cuma ! Cuma ? Meski tak nampak Sekejap mampir angin kasar berhembus membentak dikata tak seberapa retak Sampai-sampai menabung macam-macam sajak itu pun terlerai dan tak lagi marak . Gilanya kau benamkan tekad dan gentar berpijak Tapi beruntung ku tak sudi lagi hinggap . Dulu pun sekadar cuma ! Hanya cuma , berakhir cuma-cuma , dan bernilai Percuma ! Karya oleh Ima Noerfadil la

Daraku

Dara Dara Dara Daraku dimana letak koordinatmu Tak letih aku mencari sangkarmu Daraku Kini kutahu letak cintamu Aku tahu letak akurat dimana aku harus mendaratkan peluru cintaku Dara Dara Kepakkan sayapmu terlalu kencang Kau terlihat indah ketika terbang Sampai daraku sayang, Aku tak sadar kau terbang terlalu jauh hingga tak terpandang olehku Daraku Oh dara Kenapa justru kau kembali membawa lara Hanya derita yang kau bawa kembali ketika aku berharap cinta Tega kau dara, Maka izinkan aku untuk pergi Mungkin tidak kembali Karena, dara Kau harus tahu, dalamnya hati ini sangat merasa tersakiti. Dara,

Dalam diam

Kamu tak faham Perihal rasa terdalam Hati bak lautan dalam Yang penat tak terselam Kamu tak faham Apa maksud dari diam Makna tersembunyi dari diam Keseksian ada didalam diam Kamu harus faham Terkadang menjadi diam itu lebih terasa seksi dan menggoda Itu alasanku memilih diam Musabab rasa yang dalam Dari hati yang bertopeng jurang yang curam. .

Kopi dan sebatang Inspirasi

Image
Aksa, Aku tak berinspirasi tanpa segelas kopi. Tak berdaya tanpa sebatang tembakau asli. Buta aku sa, buta tanpa dua hal itu. Aku tahu sa. Kau selalu cakap itu semua hanya sugesti semu. Tapi, bajingan dengan semuanya itu sa, Aku suka dua hal itu. Aku tanpa dua itu Seperti suka terhadap wanita tapi tak berbalas. Seperti kapal tak punya kompas Seperti berteriak anti kapitalis tapi justru menjadi budaknya. Kau pasti faham rasa itu sa. Kau pasti mengerti itu semua, Aksa. Terakhir perihal curhatku, Aku hanya butuh inspirasi Otakku bak anjing dimusim kawin yang butuh orgasme Aku butuh Butuh Utuh Utuh inspirasi Inspirasi yang memperkosa pikiranku Agar bisa sehebat dirimu

Nakal II

Pada linting ganja Kesenangan hanya semata Pada wanita, berselendang sutra Apakah masih seperti dulu kala Sudi kiranya aku inginkan bertatap muka Pada linting ganja Layaknya di cambuk asmara Masih di rundung asmara Selinting ganja Tak ada dusta Memang begitu adanya Karya Lembayung Senja

Nakal I

Sayang Elok tubuh mu masih saja menyapa Setelah bibir mu berpaut mesra Sayang Aku tak mau lagi terjaga Kau selalu saja memaksa Membuat si adek ini berlaga Alah tahi onta Ternyata hanya belaka Karya oleh Lembayung senja

Cerita kepada Aksa

Aksa, Sibukkah kau sekarang? Tinggalkan kesibukanmu, sa. Aku hendak cerita Pusing kepalaku sa hari ini. Bangun aku dipagi hari Tak biasa aku bangun pagi Ini semua gara gara berita di tivi sa. Ya pagi hari aku mendengar Anggota dewan ingin tambah anggota Apa apaan ini sa, Kau terpelajar, mari jelaskan padaku apa ini? Kenapa mereka? Kenapa minta nambah? Aku bingung sa, pusing. Maunya mereka apa? Kinerja tak ada Uang negara habis sia sia Masih saja ingin tambah anggota. Apa mereka sudah gila sa? Gila harta, tahta, yang mengantar gila wanita. Belum juga reda pusingku Pada malam hari kudengar berita Ada anak umur 15 tahun di intimidasi Oleh ormas yang ngakunya beragama Apalah itu presekusi sialan. Ah! Kapan sa kau bisa jelaskan padaku. Kenapa? Anak itu baru 15 tahun, di intimidasi Masalahnya kau tau sa? Cuma gara gara tulisan di media sosial Sedikit sentilan kepada ketua mereka Ketua ormas agama, yang ngaku ga salah Tapi takut pulang ke Indonesia. Mereka maun...

Nasihat untuk Aksa

Aksa, Ketika kau besar nanti Satu pesanku padamu Jadilah lelaki yang bertanggung jawab Tanggung jawab akan semua perkara mu Jangan kau contoh generasi tua Yang ada pada zamanku Mereka rakus, mereka buta Kau bayangkan saja. Gaji perbulan puluhan juta Tapi masih saja, curi uang negara Tak habis pikir aku dengan mereka Lagak kunjungan ke negara tetangga Padahal liburan murah bersama keluarga Hasilnya untuk negara… ya cuma tanda tanya. Aksa, Kau terpelajar Kata Pram seorang terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan. Maknai itu, kau terpelajar jangan sampai Kau membodohi yang bodoh, membenarkan yang salah, Kau harus adil dan beradab Aksa. Ingat itu!

Nafsu.

Hanya kata sifat yang tak semu. Kata yang bisa menghancurkan dirimu Hancur, jika tak bisa kendali nafsu. Jika nafsu ingin berbuat baik terhadap sesamamu. Tentu tak masalah, Jika nafsu ingin menyejahterakan rakyat kecil Nafsu menghanguskan para kapitalis Tentu tak masalah, Yang hancurkan dirimu. Nafsu mu ingin hidupi istri muda, istri tua kau lupa. Nafsu menguasai segala hingga Agama kau pakai sebagai cara. Nafsu menyebar kebencian terhadap sesama. Demi menjatuhkan lawan politik yang berbeda suara. Nafsu menjadi seorang kapitalis dengan topeng membela rakyat jelata. Nafsu, kau bisa hancur karna nya. Berhati hatilah.

Kamu?

Kamu. Kamu itu siapa? Kenapa sok berkuasa? Kamu itu apa? Apa yang kau lakukan untuk negara? Kamu itu kenapa? Kenapa benci karena hanya berbeda? Kamu itu bagaimana? Selalu sok suci padahal penuh dosa! Kamu itu tanda tanya? Perilaku mu tak tertebak! Kadang kamu baik, kadang kamu munafik. Kamu, kamu, kamu dan kamu. Padamu aku bertanya.

Aksara Semu 1.

Semu: tak jemu kunantikan sesuatu Kau hahaha. Iya kau, bukan dia. Ahhh, hampir saja aku jemu Semu. Aku bingung apa aku harus menulis pergerakkan atau percintaan. Dua sisi berbeda yang justru ingin ku satukan. Aku bergerak untuk bercinta denganmu. Kau, bergerak untuk bercinta. Entah dengan siapa Semu jemu, mencari sesuatu menunggu tak tahu waktu. Hanya kau, tapi kau tak tahu aku hampir saja jemu. Karena kau, dan kau. Cinta.

Cukup karya Alvian Rivaldi Sutisna

Terkiuk sore senja Mentari pagi sudahlah tinggal Hari silih berganti Sudah lalu lalang Sebuah goresan goresan rintik Yang menjadi hiasan Inilah kehidupan yang kau buat Dengan mudah Kau mainkan nada-nada busuk dihatiku Tanpa kau sadari ada darah didalamnya Lautan biru kau sebrangi Seolah semuanya kau miliki Kecuali Aku Yang Terkhianati

Aksa-ku

Aksa, Kabar ku baik saja Bagaimana denganmu, sa. Kau tak jelas semenjak kutinggalkan Hai Aksa, Aku tak sedikitpun lupa akan hal itu Kau memberikan sensasi terbaik dalam hidupku Mana mungkin aku lupa Aksa-ku. Aksa, Rupanya kau sudah tahu akan hal itu Maafkan aku sa, aku tak kuasa menolak rayuan lelaki yang kau anggap iblis itu. Dia sangat pandai merayu, bak politisi ulung yang mahir memainkan retorika semu. Kau macam tuli sa. Aku tak pernah lupa akan semua hal bersamamu. Kau selalu emosi, kau harusnya faham mengerti. Aku ingin kehidupanku jelas aksa, tak luntang lantung seperti dirimu. Jangan kau salah paham Aku bukan tak mau melihat rupamu Bukan pula tak ingat akan semua pengorbananmu Tapi sa. Hidup harus berubah, aku ingin juga merasakan menjadi ratu yang sesungguhnya, bukan ratu khayalan yang selalu kau ceritakan dan ku bayangkan. Hai Aksa, Kau boleh mengumpat sumpah serapah dihadapanku sampai kau puas. Aku rela, itulah resiko yang aku ambil ketika memilih ikut...

Lita-ku yang malang

Lita, Sungguh kasihan nasibmu Kau hanya jadi budak nafsu oleh lelakimu Dari dulu sudah kukatakan kepadamu Tapi kau acuh tak acuh mendengar ucapanku. Lita, Sungguh malang kehidupanmu Baru 3 minggu kau rasa jadi ratu Tapi kini kau tak lebih buruk dari seorang pembantu Bahkan pembantu pun enggan disamakan dengan dirimu. Lita, Aku heran kepadamu. Kau sudah lihat sendiri kebiadaban lelakimu itu. Dia meninggalkanmu dengan hanya memberikan calon mahluk hidup Ya!kusebut calon karena aku sangsi kau  sanggup membuat anak itu bertahan hidup Jangankan anak itu, dirimu saja kini sudah tak terurus Lita. Lita, Lupakah kau pada pesanku di sajak waktu itu. Lihat aku disini ta. Aku masih lapang dada menerimamu kembali, ta. Aku akan membuat kau dan buah hati dari keparat itu hidup. Ketika anakmu hidup akan kuberi dia bekal bela diri agar suatu nanti dia bisa membalaskan dendamku pada ayahnya. Juga sekaligus dendammu, ta. Lita, Akhir pesanku padamu Hentikan banjir airmat...

Kosong

Kau selalu paling vokal tiap berkata Tuturmu sangat indah bak penyair kawakan Kau selalu ingin bersuara disetiap sela Apresiasi tertinggiku untuk dirimu. Tapi aku tak terpikir Bagaimana kau bisa? Ah, dibalik cakapmu kau sedikit arogan Kau sukar menerima pendapat. Kenapa? Tapi, aku tersadar Kau memang selalu vokal tiap berkata Tapi kau hanya pandai memutarkan kata. Kata yang hanya satu, kau putar menjadi seribu Agar semua orang setuju dengan perkataanmu. Kau selalu bersuara dan kuanggap paling aktif Tapi, aku rupanya bodoh juga menerima saja tiap suaramu yang jika dicerna tak ada isinya Sedikit pun tak ada Ah, teman Jangan jangan kau sama seperti peribahasa itu. Selalu bersuara tapi tak jelas suara apa. Selalu menjawab tapi tak tentu hasil jawabannya. Terimakasih teman, kini aku sadar bahwa tak selamanya kau bersuara itu adalah yang sebenarnya.

Pantun Selayang Pandang

Hai tuan dan puan yang terkasih, terimakasih sudah berkunjung ke AKSARA SEMU. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Pantun yang termasuk kedalam Puisi Lama. Enjoykeun weh bacanya 😘😘 Pantun?apa itu Pantun? Pantun merupakan bentuk puisi asli Indonesia (Melayu) dan termasuk pada golongan Puisi Lama. Pantun terdiri atas dua bagian, yaitu bagian sampiran dan isi. Sampiran (dua larik pertama) merupakan pengantar menuju isi pantun, yaitu pada kedua larik berikutnya. Umumnya larik-larik dalam dua larik pertama hanya memiliki hubungan persamaan bunyi dengan larik ketiga dan keempat dan tidak memiliki hubungan makna. Apa ciri-ciri pantun? Ada 4 ciri-cirinya 1. Setiap Untai (bait) terdiri atas empat larik (baris). 2. Banyaknya suku kata tiap larik sama atau hampir sama ( biasanya terdiri dari 8-12 suku kata ). 3. Pola sajak akhirnya adalah ab-ab. 4. Larik pertama dan kedua disebut sampiran, larik ketiga dan keempat disebut isi pantun (makna, tuj...

Biografi singkat Chairil Anwar

Image
Siapa yang tak kenal dengan penyair yang ingin hidup 1000 tahun lagi? Tidak mungkin orang tak mengenal nya, yang tak suka sastra pun pasti tahu siapa beliau, umurnya memang tak mencapai 1000 tahun seperti keinginannya tapi semua karya karya nya akan tetap abadi bahkan lebih dari 1000 tahun. Berikut saya cantumkan informasi singkat mengenai dirinya. Chairil Anwar , lahir 26 juli 1922 di Medan, meninggal 28 April 1949 di Jakarta. Berpendidikan MULO (tidak tamat). Pernah menjadi redaktur "Ge- langgang" - (ruang kebudayaan Siasat, 1948-49) dan redaktur Gema Suasana (1949) . Kumpulan sajaknya: Deru Campur Debu (1949 ),Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949 ), dan Tiga Menguak Takdir(bersama Rivai Apin + Asrul Sani, 1950) . Sajak-sajaknya yang lain, sajak-sajak terjemahannya, serta sejumplah prosanya dihimpun H.B. Jassin dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45(1956 ). Selain menulis saja, Chairil juga menerjemahkan. Di antara terjemahannya: Pulanglah Dia si A...

Merdeka karya Chairil Anwar

MERDEKA Aku mau bebas dari segala Merdeka Juga dari Ida Pernah Aku percaya pada sumpah dan cinta Menjadi sumsum dan darah Seharian kukunyah-kumamah Sedang meradang Segala kurenggut Ikut bayang Tapi kini Hidupku terlalu tenang Selama tidak antara badai Kalah menang Ah! Jiwa yang menggapai-gapai Mengapa kalau beranjak dari sini Kucoba dalam mati. 14 Juli 1943

Skenario Pembelajaan Bahasa Indonesia Menarik

Nama : Ezra Ruben Subagya NPM : 1510631080048 SSE Games ( Sentence Stock Exchange ) sebagai teknik dalam proses belajar mengajar mengenai praktik membuat paragraf deduktif, induktif, dan campuran pada siswa kelas X SMA Teori belajar yang saya terapkan adalah Teori Kontruksivisme. Yaitu teori yang menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran, dimana materi berasal dari siswa dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Selanjutnya mengenai SSE Games yang saya ciptakan merupakan salah satu di antara sekian banyaknya permainan yang diaplikasikan oleh guru bersama-sama dengan siswa yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan semangat belajar dan daya tarik siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, khususnya pada pembelajaran mengenai praktik membuat paragraf deduktif,  induktif dan campuran. SSE sebagaimana pe ngertiannya dalam bahasa Indonesia yaitu pertukaran kalimat atau paragraf. SSE Games merupakan permainan yang saya konstruksi untuk meningkatkan sisi ...

KEPADA PEMINTA-MINTA karya Chairil Anwar

KEPADA PEMINTA-MINTA Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Jangan lagi kau bercerita Sudah tercacar semua di muka Nanah meleleh dari luka Sambil berjalan kau usap juga. Bersuara tiap kau melangkah Mengerang tiap kau memandang Menetes dari suasana kau datang Sembarang kau merebah. Menggangu dalam mimpiku Menghempas aku di bumi keras Di bibirku terasa pedas Mengaum di telingaku. Baik, baik aku akan menghadap Dia Menyerahkan diri dan segala dosa Tapi jangan tentang lagi aku Nanti darahku jadi beku. Juni 1943

CINTAKU JAUH DI PULAU karya Chairil Anwar

CINTAKU JAUH DI PULAU Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri. Perahu melancar, bulan memancar, di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar. angin membantu, laut terang, tapi terasa aku tidak 'kan sampai padanya. Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju Ajal bertakhta, sambil berkata: "Tujukan perahu ke pangkuanku saja." Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh! Perahu yang bersama 'kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?! Manisku jauh di pulau, kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri. 1946