Kosong
Kau selalu paling vokal tiap berkata
Tuturmu sangat indah bak penyair kawakan
Kau selalu ingin bersuara disetiap sela
Apresiasi tertinggiku untuk dirimu.
Tapi aku tak terpikir
Bagaimana kau bisa?
Ah, dibalik cakapmu kau sedikit arogan
Kau sukar menerima pendapat.
Kenapa?
Tapi, aku tersadar
Kau memang selalu vokal tiap berkata
Tapi kau hanya pandai memutarkan kata.
Kata yang hanya satu, kau putar menjadi seribu
Agar semua orang setuju dengan perkataanmu.
Kau selalu bersuara dan kuanggap paling aktif
Tapi, aku rupanya bodoh juga menerima saja tiap suaramu yang jika dicerna tak ada isinya
Sedikit pun tak ada
Ah, teman
Jangan jangan kau sama seperti peribahasa itu.
Selalu bersuara tapi tak jelas suara apa.
Selalu menjawab tapi tak tentu hasil jawabannya.
Terimakasih teman, kini aku sadar bahwa tak selamanya kau bersuara itu adalah yang sebenarnya.
Comments
Post a Comment