Benturan antara harapan dan ketidakpastian, bertahan atau berjalan?. -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- "Sekarang yang terpenting adalah bagaimana caranya bisa bertahan dari kondisi yang makin rumit ini". Petikan kalimat tersebut adalah jawaban dari seseorang pria berumur 24 tahun, terdengar pesimis tapi lebih mengarah realistis. pria yang tak mau disebutkan namanya ini dulu memiliki banyak sekali cita-cita, banyak sekali harapan dengan idealisme nya semasa kuliah. Selepas lulus apa yang terjadi? ia harus dibenturkan oleh sebuah pilihan, bertahan dengan idealisme nya yang kuat atau berjalan menyesuaikan dengan kondisi yang ada walau tidak sesuai ekspektasi, harapan, serta rencana yang sudah diatur. Quarter Life Crisis , itulah fase yang sedang ia alami dan juga banyak manusia di luar sana. Fase yang terjadi pada rentang umur 20 - 30 tahun ini kerap menghantui mereka yang kebingungan akan ...
"Pulang takut ga pulang rindu" Menjelang libur Hari raya besar biasanya menjadi momen yang ditunggu bagi para perantau karena disaat momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk pulang berjumpa melepas rindu dan menghabiskan masa libur hari raya bersama dengan para keluarga di kampung halaman. Yah, tapi semua berubah semenjak adanya virus Covid-19 yang merebak di Indonesia. Dampak dari wabah ini tidak hanya dirasakan bagi para pekerja, pengusaha, atau sektor lainnya. Salah satu elemen yang sangat merasakannya adalah Anak Rantau. Kebijakan Pemerintah melarang Mudik dibarengi dengan pernyataan membingungkan Yang Terhormat Pakde Jokowi perihal mudik dan pulang kampung berbeda membuat anak rantau kebingungan dalam mengambil pilihan untuk masa libur kali ini. Keinginan untuk pulang tertahan karena ketakutan menjadi Carrier virus bagi keluarga di rumah, serta beberapa alasan lainnya. Takut Menjadi Carrier Virus Alasan mengapa anak rantau memilih bertahan adalah kare...
Untukmu yang abadi dalam kenang , Menyingsing malam september dengan kondisi hati tak sahaja Malam ini berbeda Saat aku tau ternyata ra benar tak lagi ada disisi Waktu yang singkat Tapi cerita yang padat Terima kasih sudah menjadi dunia tempat ku berputar, menjadi rumah untukku pulang, peluk tempat ku mengeluh. Kini, Itu sudah tak lagi bisa kudapat Membangun dunia baru bagiku bukan hal yang mudah Semua harus dilalui dengan sepi. Mari berkhayal, Menunggu pesanmu selalu jadi hal utama bagiku. Frasa demi frasa yang keluar terkesan singkat tapi aku menyukainya. Tapi, aku harus membiasakan diri tanpamu, besok, lusa, dan seterusnya duniaku akan kembali menyepi tanpa ada tawa kembali. Terakhir, Terima kasih untuk duka di september yang harusnya ceria. Apapun yang terjadi kamu tetap duniaku, walau kamu tak mendamba itu. september, 17 2018 Duka .
Comments
Post a Comment