Takkan Pernah Ada
Untuk Apriyanti…
"mungkin
hanya dia
harta
yang paling terindah
di
perjalanan hidupku
sejak
derap denyut nadiku
mungkin
hanya dia..
indahnya
sangat berbeda
kuhaus
merindukannya…"
lirik
lagu Takkan Pernah Ada – Geisha
….
Perjalanan hidup manusia akan selalu berlika-liku, pun
aku dengan segenap perjalanan yang sudah aku lalui. Ah, terlalu dini menuliskan
kisah ini disela hubungan yang belum pasti, tapi… hatiku terdorong untuk terus
mempublikasi kisah yang sudah atau sedang aku lalui. Setelah sebelumnya dengan
(ra) yang mana hidupku pun banyak melewati terjal hubungan pasang surut. Kini aku
ingin menceritakan kisahku yang entah juga jadi kisahmu atau tidak, yang jelas
aku rasa ini menjadi kisah titik balik ku menuju hal yang baru. Untukmu pri,
kebanggaanku dekat denganmu.
…
Satu hal yang harus diketahui, aku adalah seorang pria
yang terkadang kerap tak tahu diri dan terimakasih, beberapa kali kisah yang
kurajut hancur karena ulahku sendiri, kenakalanku sendiri, keburukanku yang
merusak semuanya. Sebelum dekat denganmu, ancang-ancang ku ingin mendekatimu
sudah jauh sejak 2 tahun yang lalu. Tapi aku tahu itu hanya rasa penasaran maka
dari itu tak kulanjutkan. 2 tahun yang lalu, aku sudah lupa berapa kisah yang
aku lewati sampai akhirnya aku bisa dekat denganmu seperti sekarang. Bukan bermaksud
sombong, tapi kisah kisah itu terbangun karena kecerobohanku yang menghancurkan
kisah-kisah lain, yang pada akhirnya juga menghancurkan kisah kita.
…
Entah, selepas hubunganku dengan (ra) yang juga
kukisahkan pada tulisan tulisanku melalui puisi aku merasa Tuhan belum
mengizinkan aku untuk mendapatkan hak ku untuk bahagia, tapi lebih
mengarahkanku untuk menyelesaikan kewajibanku terlebih dahulu. Terkesan so tahu memang tapi itulah yang aku
rasa. Beberapa wanita coba kudekati tapi ujungnya tak memiliki kejelasan, pada
akhirnya aku mendapat kejelasan bahwa aku sudah jenuh dengan hubungan yang
tidak pasti, jalan tak berujung, kisah yang itu itu saja akhirnya. Aku lelah
pada saat itu, tapi aku juga lelah untuk memulai dengan orang baru.
…
Dan, entah angin apa aku ingat akan keinginanku mencoba
mendekatimu. Iya kamu pri, ingatkan? Pertemuan kocak didalam kereta yang tak
disangka, berangkat dari direct message
media sosialmu akhirnya kamu bersedia memberikan kontak mu. Ahh, aku merasa
hidup lagi saat itu, memulai hal baru mendekatimu dengan semua jurus
kukeluarkan. Tapi! Ada yang berbeda darimu, ya kamu beda pri, tak seperti
lainnya kamu datar lurus dan membingungkan, aku mempunyai kerja ganda disamping
mendekatimu juga harus beradaptasi akan sikapmu. Aku terima tantangan itu.
…
Pesan demi pesan, telepon demi telepon sudah aku lakukan.
Sedikit cahaya muncul, kamu mulai memberi respon disela sela singkatnya pesan
yang kamu balas, lurus nya respon mu akan candaanku. Dan semuanya kembali! Hancur
lagi, kembali oleh ulah burukku, aku mengaku salah pada saat itu menciderai
kepercayaanmu. Aku salah, aku belum mampu fokus pada satu tujuan, kamu pun
hilang, aku sedikit patah arang.
…
Kita kembali dekat, tapi kamu menjaga jarak, kamu
merespon dengan cara bertahan tidak ingin terlalu berharap, tapi satu hal yang
harus kamu tahu, usahaku beradaptasi akan sikapmu menuai hasil, aku terbiasa
dengan pesan pesan mu yang singkat, aku malah menunggu itu semua, aku mulai
sedikit demi sedikit untuk fokus. Tapi! Hantaman kembali datang, setelah harus
berusaha mendekatimu dan beradaptasi dengan sikapmu, aku harus kembali berjuang
melawan omongan dari luar tentang aku yang terus terusan datang padamu. Dan kamu
mudah goyah.
…
Ya, kamu mudah goyah. Tapi aku tidak pernah
mempermasalahkan itu, prinsipku adalah ingin terus menerima apapun yang buruk
menurutku pada dirimu sebelum menerima hal baik padamu. Semua ucapan tentang
aku yang tidak bisa serius, punya banyak cewek, jangan mau sama ezra, tar elu mah disakitin doang, ezra mah cewenya
banyak. Hehehehe, aku sempat kalap dan hubungan kita kembali renggang, aku
lelah mendengar ucapan mereka dan kupikir daripada menjadi fitnah lebih baik
kulaksanakan saja apa yang mereka katakan. Dan ternyata itu salah! Respon itu
bukan menjadi baik malah sangat buruk, kamu semakin jauh. Pada akhirnya aku tak
lagi menanggapi perkataan mereka, ya karena apa yang mereka ucapkan adalah
benar adanya.
…
Benar adanya apa yang sekitarmu ucapkan, keburukanku dulu
adalah apa yang mereka berikan kepadamu. Aku pun mulai sadar, dua tangan ini
bukan untuk menutup mulut mereka tapi untuk menutup telingaku, aku tidak kalap terus terusan mendengar kamu tahu
hal burukku dari orang lain. Aku menerima itu sebagai resiko ku, sampai aku
meyakinkan hati untuk mencoba berubah, dan kamu pilihannya pri. Dan selain
tidak merespon omongan tentang aku, aku juga belajar untuk tidak memaksa orang
untuk kenal siapa ruben langsung dari ruben, pun juga kamu pri, kalau kamu
memang memilih kenal ezra ruben subagya dari ucapan orang lain itu pilihanmu. Aku
menghargai itu.
…
Kamu titik balikku. Serasa berlebihan memang menganggap
kamu titik balikku. Tapi itu yang aku rasa, keburukanku kurasa berkurang ya
memang sedikit. Aku terlalu sibuk berusaha untuk meyakinkanmu bahwa aku tak
main main, berusaha terus beradaptasi dengan sifatmu yang masih ragu-ragu dan
terkadang tidak percaya lalu menjauh tiba-tiba. Heh jelek! Satu hal yang ada di
kamu kadang buat aku kesel, kamu suka gak konfirmasi sama aku perihal berita
tentang aku, tiba-tiba ngambek, jutek, dan ngilang. Tapi, kamu tetap menjadi
titik fokus ku untuk balik membersihkan semua keburukanku, kalau bahasa
kerennya mah memantaskan diri untuk
kamu hehehe J.
…
Isi hati. Sesuai dengan potongan lagu diatas, aku merasa
kamu berbeda. Kita belum ada perjalanan yang berarti, hubunganpun seperti
sungai citarum pasang surut, kadang asik, tapi lebih sering datar, kadang
sehari dua hari gak kirim kirim pesan. Tapi pri, kalau ditanya lubuk hati
paling dalam, aku mau benar benar serius menjalani semuanya denganmu, ya mungkin
saat ini kamu masih ragu tapi tak apa karena itu tugas ku meyakinkanmu, dan
tolong biarkan aku terus meyakinkanmu. Tolong terus beri kesempatan pada ku
yang hina ini untuk terus menjadi baik demi semua harapanku, dan kalaupun nanti
nya kamu bukanlah titik akhirku, setidaknya kamu pernah menjadi orang yang
berarti bagi perjalanan hidupku yang lika liku. Ah, aku sebenarnya paling benci
menulis kalimat diatas, terkesan lebay memang tapi mau bagaimana lagi toh itu
memang apa adanya.
…
Pada akhirnya, pri. Sekuat aku meminta, sesering aku spam pesan dan telepon padamu. Tetap keputusan
ada di kamu, kamu yang memutuskan apakah aku akan terus diberi kesempatan untuk
merubah keraguanmu atau kamu memilih menghentikan semuanya dan berjalan seperti
biasa biasa saja layaknya teman biasa atau layaknya orang yang kenal karena
tahu saja tidak lebih. Tapi dibalik itu semua, aku menyimpan harap akan apa
yang aku rasa padamu, ya walau aku berdoa dan beribadah masih sering bolong tapi
aku meyakinkan hati namamu akan kubawa dalam doaku. Terus tersenyum ya, aku
suka itu J.
tertanda
ruben yang jelek
Comments
Post a Comment