Sepakbola "kembali" Kerumah asalnya






sepakbola adalah satu dari sekian banyak jenis olahraga yang memiliki penggemar paling banyak, olahraga bola besar yang mampu menarik animo penonton atau penikmat paling tinggi hampir di seantero dunia. permainan 11 lawan 11 yang mengandalkan strategi guna memasukkan paling banyak bola ke gawang lawan, yang terbanyak adalah pemenang nya. jika bertanya pada setiap orang olahraga apa yang digemari maka sepakbola mendapat tempat paling pertama dari sekian banyak olahraga yang ada di dunia ini, memiliki penggemar hampir menyentuh angka 3,5 miliar orang dan dimainkan oleh 250 juta orang di 200 negara permainan ini memang sangat mampu menjadi daya tarik bagi umat manusia. 

secara sejarah sepakbola pertama kali dimainkan pada masa Dinasti Han abad ke 2 dan ke 3 sebelum masehi di Tiongkok, permainan menendang bola ini juga dimainkan oleh masyarakat Jepang dengan sebutan Kemari. Selain itu, di Italia permainan ini juga mulai populer pada abad ke-16. setelah berabad-abad sepakbola banyak mengalami perubahan lalu muncullah sepakbola modern yang pertama kali populer dan berkembang di Inggris, pada awalnya permainan ini menimbulkan banyak kecaman dan larangan karena banyak menghadirkan kekerasan pada saat pertandingan. Kelahiran kembali sepakbola modern terjadi pada tahun 1863 di Freemasons Travern ketika 11 sekolah berkumpul untuk merumuskan peraturan yang baku bagi permainan ini dan bersamaan dengan itu pula terjadi pemisahan antara olahraga rugby dan sepakbola (soccer). Lalu, selama tahun 1800 an olahraga itu dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara inggris ke penjuru dunia. Barulah pada tahun 1904 asosiasi sepakbola profesional dibentuk untuk pertama kalinya yang kita kenal dengan sebutan FIFA Federation of International Football Association dan pada awal tahun 1900 an turnamen turnamen sepakbola mulai diadakan di berbagai negara.

sesuai dengan judul artikel ini, saya akan membahas sesuatu yang sedang ramai terjadi pada dunia sepakbola kali ini terkhususnya di Benua Eropa. Eropa yang terkenal dengan kompetisi sepakbolanya yang sangat ketat dan juga lumayan memiliki nilai jual tinggi diantara benua benua lain yang menyelenggarakan sepakbola, di Benua Amerika sendiri yang merupakan Negara Adidaya saja Sepakbola masih kalah populer dengan olahraga Rugby. kembali pada topik ulasan, sepakbola kembali pada rumah asalnya bukan ke Tiongkok, Jepang, ataupun Italia, tapi kembali ke Inggris. mungkin bagi kalian ini terkesan berlebihan tapi bagi saya yang hanya penikmat layar kaca dan teks berita melihat hasil yang mengesankan pada gelaran sepakbola di Benua Eropa cukup sangat mengejutkan. Kita mulai dengan gelaran Liga Champions Eropa siapa yang tidak tahu dengan kompetisi paling akbar se Eropa dan ditunggu oleh seluruh penikmat Sepakbola ini, gelaran kompetisi ini sudah berjalan sejak medio tahun 1955/1956 sampai pada tahun kali ini. Real Madrid tim asal Spanyol menjadi pemilik gelar terbanyak yaitu 13 gelar. Liga Champions Eropa yang saat ini kita lihat ada banyak perbedaan dari gelaran sebelumnya (5 tahun kebelakang) sejak terakhir Chelsea tahun 2012 dan Bayern Muenchen tahun 2013 tim yang menguasai kompetisi ini selalu berasal dari liga Spanyol yaitu tim asal Catalan FC Barcelona dan tim asal ibukota Real Madrid CF, hampir lima tahun kompetisi ini dikuasai oleh dua klub ini, dan pada tahun ini musim 2018-2019 semua berubah.

dimulai dengan malam paling menyeramkan bagi Liverpool di Camp Nou saat menjalani leg pertama Semifinal Liga Champions menghadapi raksasa Spanyol FC Barcelona, laga saat itu tuan rumah membuat tamu nya tak berdaya dengan kemenangan cukup telak 3 gol tanpa balas, dwi gol dari sang mega bintang Lionel Messi sekaligus menandai 600 gol sepanjang karirnya sangat spesial! malam itu semakin membuat luka fans The Reds karena 1 gol lagi dilesakkan oleh sang mantan penyerang yang dulu diidola-idolakan oleh para fans yaitu Luis Suarez. melihat hasil ini slogan Next Year yang kerap dijadikan bahan candaan bagi Liverpool kembali ramai, bagaimana tidak Liverpool memang sudah lama sekali puasa gelar eropa setelah terakhir pada tahun 2005. Para penikmat sepakbola sudah memprediksi final kali ini akan jadi milik Blaugrana karena keunggulan 3 gol tanpa balas, Messi cs. sudah berada diatas angin. Tapi disinilah Sepakbola membuktikan drama dan keindahannya, Barcelona datang dengan busung dada bermodal 3 gol dikandang, dan apa yang terjadi?...



Miracle Of Istanbul ya kembali terjadi keajaiban menaungi The Reds setelah terakhir pada gelaran final di Istanbul, Turki mereka mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal 3 gol dari AC Milan. kali ini Miracle Of Anfield, bermain tanpa dua mesin gol nya Mo. Salah dan Firmino Liverpool tampil mengagumkan dan membungkam semua prediksi yang ada, 4 gol bersarang di gawang Ter Stegen tanpa balas, Lionel Messi tak berdaya, Luis Suarez dan sang mantan Coutinho pun tak berdaya menghadapi atmosfer Anfield yang menjadi kekuatan ke-12 pada malam itu. Divock Origi dan Wijnaldum menjadi aktor dibalik 4 gol kemenangan Liverpool atas Barca, tapi dibalik itu semua ada Trent Alexander-Arnold yang memberikan assist gol penentu lolos nya Liverpool. Liverpool ke final, selamat tinggal Barcelona.


setelah malam menakjubkan di Anfield, kita bergeser pada pertandingan lain yang mempertemukan dua tim Underdog Tottenham Spurs melawan Ajax Amsterdam. dua tim yang mengejutkan ini mampu melesat sampai di titik semifinal, tim yang tak dijagokan sama sekali dan memiliki perjalanan yang juga sangat spesial!. dimulai dari Spurs tim asuhan Pochettino ini mampu menembus semifinal dengan tidak melakukan akktivitas dalam dua periode jendela transfer pemain, Istimewa bukan? bertahan dengan skuad yang ada dan mampu konsisten bahkan menjadi pesaing kuat di Liga domestik. kita beralih ke Afc Ajax tim yang memiliki skuad muda belia ini mampu dua kali comeback sempurna mengalahkan Sang Raja Eropa Real Madrid di 16 Besar dan menaklukan Juventus yang juga merupakan tim langganan Final. De Light, Ziyech, Van Dee Beek dkk. memiliki fighting spirit yang menjadi pelengkap Total Football ala Johan Cruijff, terbukti pada leg pertama mereka mampu mencuri 1 gol dikandang Tottenham Spurs. 1 gol memang bukan modal yang kuat untuk melaju ke final, tapi siapa sangka ketika bermain di kandang mereka sudah mampu unggul 2 gol di 45 menit pertama. Dan apa yang terjadi pada Spurs? ya kembali lagi Son dkk tidak dijagokan lolos ke final, tapi kembali sepakbola menampilkan drama terbaiknya, siapa sangka Lucas Moura pemain yang setahun sebelumnya dibuang oleh Paris Saint Germain justru menjadi pahlawan The Lilly Whites dengan 3 gol nya yang datang tepat waktu. Ya, Pochettino membawa Tottenham lolos ke final menyusul Liverpool berkat unggul agregat gol tandang(3) dari Ajax (1), skor akhir 3-3 bagi Spurs sudah cukup untuk Ke Madrid menyusul Firmino, dkk. pada laga ini Tottenham menunjukan mental yang masih belum dimiliki oleh para pemain muda milik Afc Ajax, tertinggal 2 gol dengan kalah agregat 3 gol dan bermain sebagai Tamu, ahhh harapan sudah pupus, tetapi selamat untuk Tottenham, dan terima kasih untuk suguhan terbaiknya Afc Ajax.

ALL ENGLISH FINAL, ya final liga champion tahun ini mempertemukan 2 tim inggris yang bermain di tanah Spanyol yang mana negara asal dari dua klub penguasa Eropa selama 5 tahun kebelakang (Real Madrid, dan FC Barcelona). akan tetapi, kejutan ini belum usai, sepakbola benar-benar pulang pada rumah modern nya. ya, kejutan kembali muncul pada ajang Liga Eropa yang mana pada ajang final nya mempertemukan derby london Chelsea menantang Arsenal di final setelah menyingkirkan Frankfurt dan Valencia. sungguh pelengkap yang sempurna untuk Inggris di Benua Eropa pada saat ini, kejadian ini terakhir dirasakan pada saat Manchester United asuhan Sir Alex Ferguson menantang Chelsea yang diasuh oleh Guus Hidink. selamat untuk para fans Inggris, kalian bolehlah sedikit berbangga hati pada kali ini karena untuk saat ini si Kuping Besar dan pelengkap nya Liga Eropa akan singgah di Britania Raya. patut kita tunggu Final ini Tottenham Hotspurs vs Liverpool di Wanda Metropolitano, Madrid tanggal 1 Juni 2019 dan laga final European League Chelsea vs Arsenal di Olympic Stadium Baku dua hari sebelum final Liga Champions tanggal 29 mei 2019.

Ya untuk tahun ini sepakbola kembali ke rumah asalnya. Tahun yang menakjubkan, Sang Raja Eropa juara 3 tahun berturut-turut kalah memalukan 1-4 di kandang sendiri menghadapi Ajax Amsterdam, untuk pertama kalinya sejak tahun 2013 final liga champions tidak ada dua mega bintang Alien dan Robot, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi. 600 gol Lionel Messi dengan free kick indahnya, dan banyak kejutan lain yang menghiasi kompetisi termegah sejagad raya setelah Piala Dunia dan Piala Eropa. tahun ini sepakbole menunjukkan aura magis nya, Bola itu bundar ya memang terbukti pada tahun ini, siapa sangka tim yang kalah 3 gol melawan tim Juara (Barcelona) mampu menang dengan tanpa tim terbaiknya (minus Salah dan Firmino), siapa sangka pula Tim yang tertinggal agregat 3 gol bermain sebagai tamu dan mampu membalikkan keadaan serta mampu lolos ke Final, pada akhirnya Sepakbola tetap tidak bisa ditebak dengan hanya bermodal statistik belaka karena semua dapat terjadi dalam drama terbaik di dalam lapangan.

Bandar Selalu Menang! hehehhe.


Comments

Popular posts from this blog

QUARTER LIFE CRISIS

Anak Rantau "Wabah dan Kerinduan"

Cintalaksana 1