Posts

Showing posts from September, 2017

Mahasiswa masa kini

Image
Mahasiswa menurut KBBI adalah orang yang belajar di perguruan tinggi, sedangkan menurut wikipedia; mahasiswa adalah sebutan bagi orang  yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Sedangkan menurut saya pengertian mahasiswa itu adalah kaum terpelajar yang berada pada tatanan masyarakat kelas tengah yang menjadi penghubung antara kelas bawah menuju kelas atas dan menjadi kaum terpelajar yang tahu akan segala hal diantara kaum terpelajar yang lainnya. Mahasiswa adalah agen perubahan, kenapa agen perubahan? jawaban saya simpel, karena ada kata 'Maha' dibelakang kata 'siswa', secara harfiah kata 'Maha' berarti Besar, Amat besar, artinya Mahasiswa itu kaum yang besar yang amat tahu akan segala hal seharusnya , melalui keamat tahuan inilah mahasiswa diharapkan menjadi aktor dan sutradara dalam teater berjudul PERUBAHAN. Peran mahasiswa sebagai agent of change...

Pengakuan pecundang cinta

Cinta, aku hanya pecandu yang menjadi pecundang dihadapannya. aku pecandu tingkat akut, yang terjerumus dan akhirnya menjadi penakut. aku penakut yang akhirnya naik kasta menjadi seorang pecundang. Ya, aku pecundang dihadapan Cinta, dibuatnya aku tak berdaya menghadapi kemegahannya. dibungkamnya aku karena keagungannya. aku menjadi lupa akan Aku yang sebenarnya, aku menjadi gila dan tersiksa sampai tak perduli Aku menciptakan aku itu untuk apa. Dan pada akhirnya, Cinta juga yang mengantarkan aku pada Aku, dan menjadikan aku sebagai pecundang sejati yang berharap cinta kembali dan menyembuhkan sakit itu, lagi. Tanpa mengulanginya. Lr . Papandayan , 30 September 2097

Hujan dan Cinta

Perihal hujan, Tak peduli seberapa dibencinya dia, akan tetap terasa kedatangan nya ditengah panasnya terik mentari. Pun juga perihal cinta, Tak peduli sakit hati musabab cinta, akan tetap terasa kedatangannya ditengah hati yang terluka. Lr . Papandayan , 30 September 2097

Biarlah

Biarlah mendung memayungi harap yang tak berujung, Mengantarkan risau yang tak berpeluk, Mengais cita diujung payung. Biarlah grimis menepati janjinya untuk tetap menangis, Menempuh jarak yang teriris, Oleh seorang manusia yang kini meringis disudut garis. Karawang , 29 September 2017 Oleh Suryamah

Wanitaku,

Hey wanitaku, Aku ingin engkau tau Tak mudah bagiku menjadi lupa akan rasa itu Tak mudah bagiku menjadi benci akan perlakuanmu itu kau terlalu agresif membuat ku selalu mengenang akan malam itu. Di waktu itu, Dibawah langit malam, berpayungkan bintang bintang. Dirundung cuaca dingin nan sejuk khas pegunungan. Didepan api kecil penghangat situasi kenikmatan. Ya, nikmat menurut ku. Disaat itu, tubuhku kau peluk dari belakang, tak perduli ada orang tanganmu selalu membuatku kepayang. Sadarkah kau hey wanitaku, Aku hanya pria lemah yang lama tak bercinta. Aku pria tak kuasa menahan hasrat buta. Aku kalah kau menang Aku terbawa suasana hingga aku berharap itu semua kan terulang. Hey wanitaku, Aku harap kau tau Aku harap kau mengerti Bahwa dalam hati ini sudah tumbuh rasa cinta untuk dirimu yang tak terganti. .

Semakin Gila

Ula ma-lama jadi terlihat . Semua semakin jelas . Awalnya basmalah . Akhirnya shodaqollah . Semua harus putih . Supaya tak dapat terlihat . Supaya tak dapat didengar . Tapi harus hitam juga . Supaya tak terlihat , Supaya mereka terperangkap . Kemarin juga , cermin dikencingi . Dan kini pun semakin jadi . Semua pergi . Mengungsi dengan nasi goring, ikan, gorengan , dan teh manis . Yah, sut sat sut sut ikan untuk panggil yang dirumah . Ternyata benar , Ia memilih rumah daripada pemiliknya . Sudahlah . Jika mereka masih seperti itu , Kamilah yang repot. Kami doakan mereka mati . Amin. Cilegon , 13 agustus 2017 Oleh Dwi Septiani R .

Cuma? Percuma!

Cuma ? Menepis kalimah dengan mudahnya Menghardik rasa dengan gagahnya tatkala bersimpuh serah Hanya berlaku rebah rempah dibilang cuma-cuma ! Cuma ? Meski tak nampak Sekejap mampir angin kasar berhembus membentak dikata tak seberapa retak Sampai-sampai menabung macam-macam sajak itu pun terlerai dan tak lagi marak . Gilanya kau benamkan tekad dan gentar berpijak Tapi beruntung ku tak sudi lagi hinggap . Dulu pun sekadar cuma ! Hanya cuma , berakhir cuma-cuma , dan bernilai Percuma ! Karya oleh Ima Noerfadil la

Daraku

Dara Dara Dara Daraku dimana letak koordinatmu Tak letih aku mencari sangkarmu Daraku Kini kutahu letak cintamu Aku tahu letak akurat dimana aku harus mendaratkan peluru cintaku Dara Dara Kepakkan sayapmu terlalu kencang Kau terlihat indah ketika terbang Sampai daraku sayang, Aku tak sadar kau terbang terlalu jauh hingga tak terpandang olehku Daraku Oh dara Kenapa justru kau kembali membawa lara Hanya derita yang kau bawa kembali ketika aku berharap cinta Tega kau dara, Maka izinkan aku untuk pergi Mungkin tidak kembali Karena, dara Kau harus tahu, dalamnya hati ini sangat merasa tersakiti. Dara,

Dalam diam

Kamu tak faham Perihal rasa terdalam Hati bak lautan dalam Yang penat tak terselam Kamu tak faham Apa maksud dari diam Makna tersembunyi dari diam Keseksian ada didalam diam Kamu harus faham Terkadang menjadi diam itu lebih terasa seksi dan menggoda Itu alasanku memilih diam Musabab rasa yang dalam Dari hati yang bertopeng jurang yang curam. .

Kopi dan sebatang Inspirasi

Image
Aksa, Aku tak berinspirasi tanpa segelas kopi. Tak berdaya tanpa sebatang tembakau asli. Buta aku sa, buta tanpa dua hal itu. Aku tahu sa. Kau selalu cakap itu semua hanya sugesti semu. Tapi, bajingan dengan semuanya itu sa, Aku suka dua hal itu. Aku tanpa dua itu Seperti suka terhadap wanita tapi tak berbalas. Seperti kapal tak punya kompas Seperti berteriak anti kapitalis tapi justru menjadi budaknya. Kau pasti faham rasa itu sa. Kau pasti mengerti itu semua, Aksa. Terakhir perihal curhatku, Aku hanya butuh inspirasi Otakku bak anjing dimusim kawin yang butuh orgasme Aku butuh Butuh Utuh Utuh inspirasi Inspirasi yang memperkosa pikiranku Agar bisa sehebat dirimu

Nakal II

Pada linting ganja Kesenangan hanya semata Pada wanita, berselendang sutra Apakah masih seperti dulu kala Sudi kiranya aku inginkan bertatap muka Pada linting ganja Layaknya di cambuk asmara Masih di rundung asmara Selinting ganja Tak ada dusta Memang begitu adanya Karya Lembayung Senja

Nakal I

Sayang Elok tubuh mu masih saja menyapa Setelah bibir mu berpaut mesra Sayang Aku tak mau lagi terjaga Kau selalu saja memaksa Membuat si adek ini berlaga Alah tahi onta Ternyata hanya belaka Karya oleh Lembayung senja