Posts

Showing posts from November, 2017

Karawang Abadi dalam Puisi

Karawang ku yang menawan Kau bak perawan yang menggoda pria tampan. Tubuhmu yang subur nan elok Buat para cukong tergiur menyetubuhimu. Badanmu tak henti dieksploitasi Terus digerus globalisasi Tanpa bisa kau menolak Kau terikat pasrah Ketika digagah Para konglomerat yang serakah. Sungguh malang nasibmu, Tubuhmu yang dulu hijau nan makmur Kini berubah menjadi busuk bau menusuk. Kau seperti pelacur tua tak berdaya yang hanya bisa berharap malaikat segera mencabut nyawanya; dan bercengkrama di surga alam baka. Karawang, Abadilah dengan puisi bersandingkan industri dan juga padi.

Lelah

Dik, Teruslah kau berlari dari kejaranku Hindari terus rayuan cintaku. Tapi Dik, Perlu kau tahu aku akan dibelakangmu tapi tak selalu. Karena ketika kau berhenti berlari dan menoleh kebelakang Saat itulah aku berhenti dan memilih putar arah, Meninggalkanmu.

Kekasihku malang

Sejauh mata memandang Kulihat engkau sedang menangis dibawah rembulan Aku tahu kau meratap semu tak tentu arah pikiranmu Bintang dari arah timur seakan tertawa melihat kesedihanmu Oh kasihku, sungguh tak tega hatiku melihatmu dirundung pilu ingin kudekap dan membiarkanmu menangis dipelukanku Oh kasihku, tak bisa kah kau lupakan semua nasib burukmu Bintang di barat berharap kau tersenyum melupakan pujaanmu yang pergi dengan wanita lain Tapi, kau acuh dengan suasana Kau terlarut dalam kepiluan yang mendalam Kau terus bersedu sedan, hingga kau lupa harapanmu bagaikan pelangi muncul membelah langit diufuk barat. Sadarlah wahai kasihku Disudut bumi ini aku masih berdiri berharap kau bisa lupa dan cinta kepadaku lagi.

Malam kelabu

Derik suara jangkrik menemani Ngauman si macan kecil menghiasi Raungan knalpot motor melintas mengagetkan lamunan ku betapa merananya nasib percintaan ku. Engkau, wanita yang buatku candu akan jatuh yang sungguh nikmat tapi engkau pula yang buatku lara menahan rasa sebesar telaga. Sebatang rokok kusulut Sebuah asa kurajut Dalam cinta aku terhanyut Dalam kelam aku mati terlarut Hilang ditengah malam yang carut marut.

Senja dan cinta

Kau Duduk manis ditemani siluet senja Sang mentari seakan cemburu melihat kecantikanmu yang agung. Kau Wanita manis sendiri menunggu cinta sang cinta tak jua datang menjemput rasa Kau Wanita berambut panjang dengan senyum indah dibibirmu Ingin kubelai indah mahkota mu, kucumbu mesra bibir merah merona itu sambil berucap bahwa cinta yang kau tunggu adalah. Aku.